Dalam waktu hanya beberapa tahun, mencetak benda-benda tiga dimensi telah berkembang dari sekadar membuat mainan ukuran kecil sampai membuat rumah.Mesin cetak tiga dimensi itu bisa menggunakan “tinta” yang terbuat dari bahan plastik, logam dan beton, sehingga kini “mencetak rumah” menjadi semakin populer. Bangunan pertama yang dibuat dengan teknik itu adalah sebuah gedung kantor di Denmark.
Para pembuat bangunan selama ini biasanya membangun rumah dalam bentuk persegi, dan karena itu pertemuan dinding yang satu dengan dinding lainnya membuat sudut 90 derajat.Tapi kini, para arsitek bisa membuat dinding yang melengkung dengan mudah, tanpa membuang banyak waktu dan uang. Pembangunan rumah dengan mesin cetak 3-dimensi yang menggunakan campuran beton bisa dilakukan dengan cepat dan murah 18dewa.
Michael Holm, kepala proyek pencetakan rumah 3 dimensi, mengatakan, “Biaya membuat dinding yang lurus atau melengkung sama saja. Tapi kalau dibuat dengan cara tradisional, dinding yang melengkung atau meliuk-liuk memakan biaya yang sangat mahal.”Rumah yang dibangun di Denmark itu bukan bangunan pertama yang dicetak. Sejumlah perusahaan China telah menggunakan teknologi pencetakan rumah itu sejak beberapa waktu, tapi baru kini dilakukan di Eropa karena adanya peraturan bangunan yang lebih ketat.Perusahaan Printhuset 3-Dimensi di Denmark itu adalah yang pertama melakukannya di Eropa.Henrik Lund- Nielsen, CEO Printhuset, mengatakan, “Kami berharap hal ini akan memungkinkan para arsitek untuk menciptakan bentuk-bentuk bangunan yang lebih menarik, yang belum pernah kita lihat sebelumnya.”
Pada mulanya, pencetakan rumah itu berjalan sangat lambat, kira-kira enam meter dinding dalam satu menit. Jadi untuk menyelesaikan rumah ini dibutuhkan waktu 50 jam.Tapi kini, kata Lund-Nielsen, mesin cetak yang lebih baru bisa membangun dinding beton sepanjang 18 meter dalam waktu satu menit. Patut dicatat, rumah jenis baru ini tidak lagi menggunakan batu bata sebagai bahan bangunan pokok, tapi campuran beton yang cepat kering dan dituang lapis demi lapis untuk membuat dinding itu.Menurut Lund-Nielsen lagi, para pekerja konstruksi sangat senang dengan teknologi baru ini karena mereka melihat masa depan yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment